Senin, 31 Maret 2014

ANATOMI ALAT REPRODUKSI



 
A.    Genetalia Reproduksi Pada Perempuan
Organ genetal perempuan dibagi dua bagian, yaitu genetalia eksterna dan genetalia interna. Arteri pudendi, yang merupakan arteria femoralis memberikan vaskulerisasi ke genetalia ekterna. Sebagian drainasenya menuju ke limfonodi inguinalis dan sebagian ke limfonodi ikilaka ekterna. Cabang nervus pudendus dan nervus perinealis memberikan inervasi ke vulva.

1.      Genetalia Eksterna

a.       Mons pubis, suatu bantalan jaringan lemak yang ditutupi oleh kulit yang terletak di atas sympisis pubis. Setelah pubertas mons pubis akan ditumbuhi oleh rambut (pubis).
b.      Labia mayora, dua lipatan yang bulat dan besar dari jaringan lemak yang tertutup oleh kulit yang bertemu di depan mons pubis. Pada saat kedua labia mayora berjalan ke belakang ke arah perineum kedua labia menjadi datar.
Permukaan sebelah dalam labia mayora halus dan mengandung kelenjar keringat (glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea), sedangkan permukaan luarnya setelah pubertas akan tertutup oleh rambut.
c.       Labia minora, dua lipatan dengan ukuran lebih kecil diabandingkan labia mayora dan terletak memanjang dibagian dalam labia mayora. Kedua labia minora ini halus, tidak tertutup oleh rambut, tetapi mengandung sejumlah glandula sudorifera dan glandula sebasea. Daerah yang ditutupi oleh labia minora disebut vestibulum. Masing – masing labia minora terbagi menjadi 2 lipatan dibagian anterior. Ipatan bagian atas mengelilingi klitoris dan bertemu untuk membentuk preputium. Dua lipatan bawah melekat pada permukaan bawah klitoris disebut frenulum. Di bawah posterior kedua labia minora bertemu dan membentuk lipatan tipis yang disebut fossa vestibula vaginae (fourchette), yang dapat menglami robekan pada saat terjadinya persalinaan.
d.      Klitoris, struktur terkecil yang sangat sensitif dan erektil, terletak didalam lipatan preputium dan frenulum. Klitoris adalah struktur yang dapat disetarakan dengan penis pada laki – laki. Namun tidak seperti penis, pada klitoris tidak terdapat uretra.
e.       Vestibulum, berbentuk lonjong dengan ukuran panjangdari depan ke belakang dan dibatasi didepan oleh klitoris, kanan dan kiri labia minora dan dibelakng oleh perineum. Embriologik sesuai sinus urogenetalis, kurang lebih 1 – 1,5 cm di bawah klitoris terdapat orifisium uretra ekternum (lubang kemih) berbentuk membujur 4 – 5 cm dan tidak jarang sukar ditemukan oleh karena tertutup oleh lipatan – lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari lubang kemih, di kiri dan kanan  dapat dilihat dua ostium skene. Saluran skene ini analog dengan kelenjar prostat pada laki – laki. Di kiri dan kanan dekan fossa navikulare terdapat kelenjar bartolini.

 Kelenjar ini berukuran diameter kurang lebih 1 cm terletak di bawah otot kostriktor kunni dan mempunyai saluran kecil sepanjang 1,5 – 2 cm yang bermuara di vestibulum, tidak jauh dari fossa navikulare. Pada saat coitus kelenjar bartolin akan mengeluarkan cairan.
f.       Bulbus vestibuli sinistra et dekstra merupakan penggumpalan vena terletak dibawah selaput lendir vestibulum, dekat ramus ossis pubis. Panjangnya 3 – 4 cm, lebarnya 1 – 2 cm dan tebalnya 0,5 – 1 cm. Bulbus vestibuli mengandung banyak pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstiktor vagina. Embriologik sesuai dengan korpus kavernosum penis. Pada waktu persalinan biasanya kedua bulbus tertarik kearah atas dan bawah arkus pubis, akan tetapi bagian bawahnya yang melingkari vagina sering mengalami cedera dan timbul hematoma vulva atau perdarahan.
g.      Introitus vagina, mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda – beda. Pada seorang virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil ini dibuka. Bagian ini ditutupi oleh selaput dara (hymen). Himen ini mempunyai bentuk yang berbeda – beda, dari yang semilunar (bulan sabit), sampai berlubang – lubang atau bersekat (septum), dan tanpa lubang (imperforata). Konsistensinya pun berbeda – beda dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Hiatus himenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh 2 jari.  Umumnya himen robek pada saat koitus dan robekan ini terjadi  pada tempat jam 5 atau jam 7 dan robekan sampai mencapai dasar selaput dara itu.  Pada beberapa kasus himen tidak mengalami laserasi walaupun senggama berulang telah dilakukan. Sesudah persalinan himen robek dibeberapa tempat dan yang dapat dilihat adalah sisa – sisanya (kurunkula himenalis)


h.      Perineum, terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Jaringan yang mendukung perineum terutama ialah diafragma pelvis dan diafragma urogenitallis. Diafragma pelvis terdiri atas otot levator ani dan otot koksigis posterior serta fasia yang menutupi kedua otot ini. Diafragma urogenitalis terletak eksternal dari diafragma pelvis, yaitu di daerah segitiga antara tuber isiadika dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis meliputi muskulus transversus perinei profunda, otot konstriktor uretra dan fasia internal maupun eksternal yang menutupinya. Parineum mendapat pasokan darah terutama dari arteria pudenda interna dan cabang-cabangnya. Persarafan parineum terutama oleh nervus pudendus dan cabang-cabangnya. Oleh sebab itu, dalam menjahit robekan perineum dapat dilakukan anestesi blok pudendus. Otot levator ani kiri dan kanan bertemu di tengah-tengah di antara anus dan vagina yang diperkuat oleh tendon sentral perineum. Di tempat ini bertemu otot – otot bulbuskavernosus, muskulu transversus perinei superfisialis, dan sfingter ani eksternal. Struktur ini membentuk perineal body yang memberikan dukungan bagi perineum. Dalam persalinan sering mengalami laserasi kecuali dilakukan episiotomi yang adekuat.

2.      Genetalia interna

a.      Vagina
Setelah melewati introitus vagina, terdapat liang kemaluan (vagina) yang merupakan suatu penghubung antara introitus vagina dan uterus. Arahnya sejajajr dengan arah dari pinggir atas sympisis ke promontorium. Arah ini penting diketahui pada waktu memasukkan jari ke dalam vagina saat melakukan pemeriksaan ginekologik. Dinding depan dan belakang vagina berdekatan satu sama lain, masing – masing panjangnya berkisar 6 – 8 cm untuk dinding depan dan 7 – 10 cm pada dinding belakang. Bentuk vagina sebelah dalam yang berlipat – lipat disebut rugae. Ditengah – tengahnya ada bagian yang lebih keras, disebut kolumna rugarum. Lipatan – lipatan ini memungkinkan vagina dalam persalinan melebar sesuai sesuai fungsinya sebagai bagian lunak jalan lahir.
Vagina mempunyai faal penting sebagai saluran keluar dari uterus yang dapat mengalirkan darah waktu haid, sekret dari uterus, sebagai alat bersenggama, dan sebagai jalan lahir pada saat melahirkan. Sel –sel dari lapisan atas epitel vagina menggandung glikogen. Glikogen ini menghasilkan susu karena adanya basil. Basil deoderlin membuat vagina mempunyai sifat asam dengan pH 4,5 dan hal ini memberikan proteksi terhadap invasi kuman.
Pada vagina tidak terdapat kelenjar – kelenjar bersekresi. Pada perempuan yang pernah melahirkan, kepingan epitel epitel vagina dan membentuk kista, disebut kista inklusi vagina (vaginal inclussion cyst), yang sebenarnya bukan kelenjar. Epitel vagina terdiri dari epitel gepeng yang tidak bertanduk, dibawahnya terdapat kelenjar ikat yang mengandung banyak pembuluh darah. Pada kehamilan terdapat hipervaskulerisasi sehingga dinding vagina nampak kebiru – biruan, yang di sebut livide. Di bawah jaringan ikat terdapat otot –otot dengan susunan yang sesuai dengan susunan otot – otot usus. Bagian dalamnya terdiri atas muskulus sirkularis dan bagian lunaknya muskulus longitudinalis. Disebelah luar otot – otot ini terdapat fasia (jaringan ikat) yang akan berkurang keelastisannya pada perempuan yang lanjut usianya. Bagian atas vagina berasal dari Duktus Mulleri, sedangkan bagian bawahnya dibentuk oleh sinus urogenitalis.
Di sebelah depan dinding vagina berhubungan dengan uretra dan kandung kemih yang dipisahkan oleh jaringan ikat  biasa disebut septum vesikovaginalis. Di sebelah belakang, di antara dinding vagina bagian bawah dan rektum terdapat jaringan ikat disebut septum rektovaginalis. Seperempat bagian atas dinding vagina belakang terpisah dari rektum oleh kantong rektouterina yang biasa disebut kavum douglasi. Dinding kanan dan kiri vagina berubungan dengan muskulus levator ani. Di puncak vagina dipisahkan oleh serviks, terbentuk fornik anterior, posterior, ateralis kiri dan kanan. Oleh karena puncak vagina belakang terletak lebih tinggi dari pada bagian depan, maka fornik posterior lebih dalam dari fornik anterior. Fornik mempunyai arti klinik karena organ internal pelvis dapat dipalasi melalui dinding forniks yang tipis. Selain itu forniks posterior dapat digunakan sebagai akses bedah untuk masuk kedalam rongga perotonium. Kurang lebih 1,5 cm di atas forniks lateralis terletak ureter yng terdapat di dalam parametrium. Di tempat ini ureter melintasi arteria uterina tepat dibawahnya. Hal ini penting diketahui jika harus menjahit robekan uteri yang lebar yang dekat dengan tempat arteria uterina dan ureter agar kedua pembuluh ini tidak terjahit.
Dalam kehamilan, spesies lactobacillus lebih sering terdapat dalam vagina dalam konsentrasi tinggi. Demikian pula dengan mikro-organisme anaerobik, sehingga pada masa nifas, jumlah bakteri anaerobik meningkat dengan sangat tinggi dan yang paling sering menimbulkan infeksi nifas. Oleh sebab itu, pilihan pertama antibiotika untuk infeksi nifas adalah antibiotika untuk bakteri anaerobik.


Vagina mendapatkan darah dari :
1)      Arteria uterina, yang melalui cabangnya ke serviks dan vagina memberikan darah ke vagina bagian 1/3 atas.
2)      Arteria vesikalis inferior, yang melalui cabangnya memberikan darahnya ke vagina bagian 1/3  tengah.
3)      Arteria hemoroidalis mediana dan arteria pudendus interna, yang memberikan darah ke vagina bagian 1/3 bawah.
Darah kembali melalui pleksus vena yang ada antara lain pleksus pampiniformis ke vena hipogastrika dan vena iliaka ke atas. Getah bening (limfe) yang berasal dari 2/3 bagian atas vagina akan melalui kelenjar getah bening di daerah vasa iliaka, sedangkan getah bening yang berasal dari 1/3 bagian bawah akan melalui kelenjar getah bening di regio inguinalis.

b.      Uterus
Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit gepeng ke arah depan belakang. Ukurannya sebesar telur ayam dan mempunyai rongga. Dindingnya terdiri atas otot – otot polos. Ukuran panjang uterus adalah 7 – 7,5 cm dan lebar diatas 2,5 cm tebal 2,5 cm, dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis adalah anteversiofleksio (serviks ke depan dan membentuk sudut dengan vagina sedangkan korpus uteri ke depan membentuk sudut dengan serviks uteri).
Uterus terdiri atas :
1)      Fundus uteri
Bagian atas proksimal, di sana kedua tuba fallopi masuk ke uterus. Di dalam klinik penting diketahui sampai di mana fundus uteri berada, oleh karena tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan perabaan pada fundus uteri.
2)      Korpus uteri
Bagian uterus yang terbesar. Pada saat kehamilan bagian ini mempunya fungsi utama sebagi tempat berkembangnya janin. Rongga yang terdapat di korpus uteri disebut kavum uteri (rongga rahim)
3)      Serviks uteri
Serviks uteri terdiri dari bagian pars vaginalis servisis uteri yang dinamanakan portio, pars supravaginalis servisis uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina.

Saluran yang terdapat dalam serviks disebut kanalis servikalis, berbentuk seperti saluran yang lonjong dengan panjang 2,5 cm. Saluran ini dilapisi oleh kelenjar – kelenjar serviks, berbentuk sel – sel torak bersilia dan berfungsi sebagai reseptakulum seminis. Pintu saluran serviks sebelah dalam disebut ostium uteri internum dan pintu vagina disebut ostium uteri eksternum. Kedua pintu ini penting dalam klinik, misalnya dalam penilaian jalannya persalinan dan abortus. Secara hitologik dari dalam keluar, uterus terdiri dari : endometrium di fundus uteri dan endoserviks di serviks uteri, otot – otot polos dan lapisan serosa, yakni peritoniym viserale.
Endometrium terdiri atas lapisan epitel kubik, kelenjar – kelenjar dan jaringan dengan banyak pembuluh darah yang berkelok – kelok. Endomentrium melapisi seluruh kavum uteri dan mempunyai arti penting dalam siklus menstruasi dalam masa reproduksi. Dalam masa menstruasi, endomentrium sebagian besar dilepaskan, untuk kemudian tumbuh lagi dalam masa proliferasi yang selanjutnya diikuti dengan masa sekretorik (kelenjar – kelenjar telah berkelok – kelok dan terisi engan getah). Masa – masa ini dapat diperiksa dengan malalui biopsi endometrium.
Lapisan otot polos uterus di sebelah dalam berbentuk sirkuler dan di sebelah luar berbentuk longitudinal. Di antara kedua lapisan ini terdapat lapisan otot oblik berbentuk anyaman. Lapisan ini paling penting dalam persalinan karena sesudah plasenta lahir, otot lapisan ini berkontraksi kuat dan menjepit pembuluh – pembuluh darah yang terbuka di tempat itu, sehingga perdarahan berhenti.
Uterus sebenarnya terapung dalam rongga pelvis, tetapi terfiksasi dengan baik oleh jaringan ikat dan ligament yang menyokonngnya. Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah sebagai berikut :
1)       Ligamentum cardinale (mackenrodt)
Ligamentum kardinal kanan dan kiri dimana ligamnetum ini menjadi bagian yang terpenting yang mencegah agar uterus tidak turun. Terdiri atas jaringan ikat yang tebal berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah, antara lain vena dan arteria uterina.
2)      Ligamentum sacro – uterina
Ligamentum sacro – terina kanan dan kiri, yakni ligamentum yang menahan uterus supaya tidak banyak bergerak. Berjalan dari serviks bagian belakang kiri dan kanan ke arah ost sakrum kri dan kanan.
3)      Ligamentum rotundum
Ligamentum rotundum kanan dan kiri, yakni ligamentum yang menahan uterus dalam posisi antefleksi. Berjalan dari sudut fundus uteri kanan dan kiri, kedaerah inguinal kiri dan kanan. Pada kehamilan kanang – kadang terasa sakit didaerah inguinal waktu berdiri cepat, karena uterus berkontraksi kuat dan ligamentum rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah inguinal. Pada persalinan pun teraba kencang dan terasa sakit bila dipegang.
4)      Ligamentum latum
Ligamentum latum kanan dan kiri, yakni ligamentum yang meliputi tuba. Berjalan dari uterus kearah lateral. Tidak banyak mengandung jaringan ikat. Sebenarnya ligamnetum ini adalah bagian peritonium viserale yang meliputi uterus dan kedua tuba dan terbentuk sebagai lipatan. Di bagian dorsal ligamentum ini ditemukan indung telur (ovarium sinistra et dextra).
5)      Ligamentum  infundibulo – pelvikum
Ligamentum infundibulo – pelvikum kanan dan kiri, yakni ligamentum yang menahan tuba falloppii. Berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat – urat saraf, saluran – saluran limfe, arteria dan vena ovarika.

Uterus diberi darah oleh arteria Uterina kiri dan kanan yang terdiri atas ramus asesnden dan ramus desenden. Pembuluh darah ini berasal dari dari arteria iliaka interna (arteria Hipogastrika) yang malalui dasar ligamentum latum masuk ke dalam uterus di daerah serviks kira – kita 1,5 cm di atas forniks lateralis vagina.
Kadang – kadang dalam persalinan terjadi perdarahan banyak oleh karena robekan serviks ke latral sampai mengenai cabang – cabang arteria Uterina. Robekan ini disebabkan antara lain oleh pimpinan persalinan yang salah, persalinan dengan alat misalnya ekstraksi dengan cunam yang dilakukan kurang cermat. Dalam hal ini penjahitan robekan serviks harus dilakukan dengan hati – hati. Kadang – kadang  disangka robekan sudah dijahit dengan baik oleh karena tidak tampak adanya perdarahan lagi, padahal perdarahan tetap berlangsung terus ke dalam paramentrium. Maka timbulah hematoma di paramentrium yang sukar didiagnosis yang dapat mengakibatkan ibu yang baru bersalin jatuh dalam syok dan hal ini dapat mengakibatkan kematian ibu.
Pembuluh darah lai yang dapat memberikan darah ke uterus adalah arteria Ovarika kiri dan kanan. Arteria ini berjalan dari lateral dinding pelvis, melalui dinding ligamnetum infundibulo – pelvikum  mengikuti tuba falloppii, beranastromosis dengan ramus asenden arteria uterina di sebelah lateral, kanan dan kiri uterus. Bersama – sama dengan arteri – arteri tersebut, vena – vena yang kembali melalui pleksus vena ke vena Hipogastrika.
Getah bening yang berasal dari serviks akan mengalir kedaerah obturatorial dan inguinal, selanjutnya ke daerah vasa iliaka. Dari korpus uteri saluran getah bening akan menuju kedaerah paraaorta atau paravertebra dalam. Kelenjar – kelenjar getah bening penting artinya dalam operasi karsinoma.

c.       Tuba Falloppii
Tuba falloppii mempunya panjang kurang lebih 12 cm dan diameter 2 – 8 mm. Fungsi utama tuba adalah untuk membawa ovum yang dilepaskan ovarium ke kavum uteri. Tuba ini dibedakan menjadi 4 bagian, yakni :
1)      Pars intertsitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus
2)      Pars ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit
3)      Pars ampullaris, yaitu bagian yang terbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat terjadinya fertilisasi dan konsepsi
4)      Pasr infundibulum, yaitu bagian tuba yang terbuka ke arah abdimen dan mempunyai fimbia. Fimbria penting artinya bagi tuba untuk menangkap telur dan selanjutnya menyalurkan telur ke dalam tuba.

Bagian luar tuba diliputi oleh peritonium viserale yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot dinding tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkular. Lebih ke dalam lagi didapatkan selaput yang berlipat – lipat dengan sel – sel yang bersekresi dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi ke arah kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.

d.      Ovarium
Seorang perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovarium di bagian belakang ligamentum latum kanan dan kiri. Ovarium mempunyai ukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan, dengan panjang kira – kira 4 cm, lebar dan tebal kira – kira 1,5 cm. Pinggir atasnya atau hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh – pembuluh darah dan serabut – serabut saraf untuk ovarium. Pinggir bawahnya bebas. Permukaan belakangnya menuju ke atas dan belakang, sedangkan permukaan depannya ke bawah dan ke depan. Ujung yang dekat dengan tuba terletak lebih tinggi daripada ujung yang dekat dengan uterus dan tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum. Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus melalui ligamentum ovarii propium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi satu dengan jaringan otot di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum berasal dari gubernakulum.
Struktur ovarium terdiri atas :
1)      Korteks
Bagian luar yang diliputi oleh epitelium germinativum berbentuk kubik dan didalamnya terdiri atas stroma serta folikel – folikel primordial.
2)      Medulla
Bagian di sebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan pembuluh – pembuluh darah, serabut – serabut saraf dan sedikit otot polos.

Diperkirakan pada perempuan terdapat kira – kira 100.000 folikel primer. Setiap bulan satu folikel akan keluar, kadang – kadang dua folikel, yang dalam perkembangannya akan menjadi folikel dee Graaf. Folikel – folikel ini merupakan bagian terpenting dari ovarium yang dapat dilihat dari kortek ovarii dalam letak yang beraneka ragam dan pula dalam tingkat perkembangan yang berbeda, yaitu dari sel telur yang dikelilingi oleh satu lapisan sel – sel saja sampai menjadi folikel dee Graaf yang matang terisi dengan likuor follikuli, mengandung estrogen dan siap untuk berovulasi.



Folikel dee Graaf terdiri atas :
1)      Ovum
Yaitu suatu sel besar berdiameter 0,1 mm yang mempunyai nukleus dengan anyaman kromatin yang jelas sekali dan satu nukleolus pula.
2)      Stratum granulosum
Terdiri dari sel – sel granulosa, yakni sel – sel bulat kecil dengan inti yang sangat jelas pada pewarnaan dan mengelilingi ovum, pada perkembangan lebih lanjut ditengahnya terdapat suatu rongga terisi likuor follikuli.
3)      Teka interna
Suatu lapisan yang melingkari stratum granulosum dengan sel – sel yang lebih kecil daripada sel granulosa.
4)      Teka interna
Diluar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

Pada saat ovulasi folikel yang matang mendekati permukaan ovarium pecah dan melepaskan ovum yang kemudian ditangkap oleh fimbria. Sel –sel granulosa yang melekat pada ovum dan yang membentuk korona radiata bersama – sama ovum ikut dilepaskan. Sebelum dilepaskan, ovum mulai mengalami pematangan dalam 2 tahap sebagai persiapan untuk dapat dibuahi.
Setelah ovulasi sel – sel stratum granulosum di ovarium mulai berprolifelasi dan masuk ke dalam ruangan bekas tempat ovum dan likuor follikuli. Demikian pula jaringan ikat dan pembuluh darah kecil. Biasanya hal ini menimbulkan sedikit perdarahan, yang menyebabkan bekas folikel berwarna merah, dan diberi nama korpus rubrum. Umur korpus rubrum ini hanya sebentar. Di dalam sel – sel timbul pigmen kuning dan korpus rubrum menjadi korpus luteum. Sel – selnya membesar dan mengandung lutein dengan banyak kapiler dan jaringan ikat. Di tengah – tengahnya masih terdapat sedikit bekas perdarahan. Jika tidak ada pembuahan ovum oleh sperma, maka sel – sel yang besar dan mengandung lutein mengecil dan menjadi atrofik, sedangkan jaringan ikatnya akan bertambah. Korpus luteum lambat laun akan menjadi korpus albikan. Jika pembuahan terjadi, maka korpus luteum akan tetap dipertahankan dan menjadi lebih besar yakni korpus luteum graviditatis, sehingga mempunyai diameter 2,5 cm sampai kehamilan 4 bulan

  
B.     Genetalia Reproduksi Pada Laki – Laki
1.      Genetalia Eksterna
a.      Penis
Berfungsi sebagai alat kopulasi (persetubuhan), penis terdiri dari :
1)      Meatus uretra, lubang sebagai tempat keluarnya urine
2)      Glans penis
3)      Prepusium, lipatan sirkuler kulit longgar yang merentang menutupi glans penis.
4)      Korpus penis, yang terdiri dari dari massa jaringan erektil silindris, yaitu korpus kavernosum dan korpus spongiosum ventral di sekitar uretra. Jaringan erektil adalah jaringan – jaringan venosa sinusoid yang diberikan darah oleh arteriol aferen dan kapiler dikelilingi jaringan ikat rapat yang disebut tunika albuginea.


b.      Skrotum
Kantong longgar yang tersusun dari kulit, fasia dan otot polos yang membungkus dan menopang testis, berfungsi sebagai tempat memproduksi sperma. Setiap skrotum berisi satu testis tunggal, dipisahkan oleh septum internal. Skrotum terdiri dari :
1)      Testis
Merupakan organ lunak berbentuk oval dengan panjang 4 – 5 cm, lebar 2,5 cm dan tebal 3 cm. Terdapat sepasang testis yang masing – masing memiliki berat 10 – 14 gr. Srtuktur mikroskopik testis adalah tunika albuginea (kapsul jaringan ikat yang membungkus testis). Struktus makroskopik testis merupakan jaringan glanduler (kelenjar) yang terbagi menjadi 200 – 300 lobi. Setiap lobus berisi tubulus seminiferus yang berkelok – kelok bermuara ke dalam vas deferens. Tubulus seminiferus mulai berkembang dari sel – sel sinsitium pada anak laki – laki ketika berumur 7 tahun. Perkembangan tubulus yang cepat terjadi sampai umur 16 tahun saat testis mencapai ukuran dewasa.
Fungsi testis adalah memproduksi sperma (spermatozoa) dan memproduksi hormon yang mengendaikan sifat – sifat sekunder kejantanan (tertosteron).
Pada pemeriksaan makroskopik kadang – kadang dapat dilihat spermatogonia sebelum anak – anak berumur 11 tahun, tetapi produksi sperma yang mengalami maturisasi (pematangan) sebagian biasanya baru terjadi setelah anak berusia 12 tahun. Produksi sperma yang matur (matang) baru terjadi setelah anak berumur 16 tahun.
2)      Epididimis
Berupa pipa halus yang berkelok – kelok terletak disepanjang sisi posterior testis dengan panjang 6 cm. Epididimis berfungsi sebagai tempat pematangan sperma dengan cara menyimpan sprema dan mempertahankannya hingga enam minggu.
3)      Permulaan vas deferens
Merupakan tabung yang masing – masing panjangnya 45 cm, mengangkut sperma dari epididimis dan uretra pars prostatik. Vas deferens ini merupakan saluran yang dapat diikat dan dipotong pada saat vasektomi. Sperma masih diproduksi dan memasuki vas deferens tetapi sperma tersebut tidak dapat diejakulasikan sehingga mengalami degenerasi.
4)      Duktus deferens
Duktus ini merupakan kelanjutan dari epididimis, duktus ini mengalir di balik vesika urinaria bagian bawah dan bergabung dengan duktus ejakulatoris.

c.       Uretra
merentang dari vesika urinaria sampai ujung penis. Bagian – bagian uretra adalah sebagai berikut :
1)      Uretra prostaltik, mulai dari bagian dasar vesika urinaria menembus prostat.
2)      Uretra membranosa, panjangnya 1 – 2 cm, dikelilingi sfingter uretra eksterna.
3)      Uretra penis, dikelilingi oleh jaringan erektil dan berakhir pada ostium uretra eksterna (glans penis)

2.      Genetalia Interna
a.      Vesikula seminalis dan duktus seminalis
Merupakan kantong – kantong kecil  yang berbentuk tidak teratur, panjangnya 5 cm, dan terletak diantara vesika urinaria dan rektum. Fungsinya untuk mensekresi cairan kental berwarna kekuningan yang ditambahkan padad sperma untuk membantu cairan semen. Cairan tersebut mengandung glukosa yang berfungsi memberi nutrisi pada sperma (cairan semen). Masing – masing vesikula bermuara pada duktus seminalis yang bergabung dengan vas deferens pada sisi yang sesuai untuk membentuk duktus ejakulatorius.
b.      Duktus ejakulatorius
Merupakan pertemuan (ampula) di bagian ujung duktus deferens dan duktus vesikula seminalis, setiap duktus menembus kelenjar prostat untuk bergabung dengan uretra yang berasal dari vesika urinaria. Oanjangnya 2,5 cm.
c.       Prostat
Prostrat menghasilkan struktur berbentuk kerucut dengan panjang 4 cm, lebar 3 cm, tebal 2 cm dan berat kira – kira 8 gr. Prostat mengelilingi bagian atas uretra yang terletak dalam hubungan langsung dengan vesika urinaria. Sekret prostat diproduksi terus menerus dan disekresi dalam urine, setiap harinya kira – kira 1 ml, tetapi jumlahnya tergantung pada testosteron., karena hormon ini yang merangsang sekresi tersebut. Sekret prostat mempunya pH 6,6 dan susunannya seperti plasma, tetapi mengandung bahan – bahan tambahan seperti kolesterol, asam sitrat, dan enzim hialuronidase. Sekret prostat ditambahkan ke dalam plasma sperma dan cairan semen pada saat sperma dan cairan semen melewati uretra.
d.      Glandula bulbouretralis (cowper)
Berbentuk seperti kacang kapri, berwarna kuning, terletak di bawah prostat, saluran kelenjar ini mempunyai panjang kira – kira 3 cm, dan bermuara ke dalam uretra sebelum mencapai bagian penis. Sekresi dari glandula bulbouretralis mengeluarkan sedikit cairan sebelum ejakulasi dengan tujuan untuk pelumas penis sehingga mempermudah masuk ke dalam vagina. Mempunyai pH sama dengan darah yaitu 7,5.